Pedagang Pasar Cekkeng Segel Kantor DPRD Bulukumba, Protes Penggusuran dan Sikap Diam Wakil Rakyat

SimpulNusantara.com_Bulukumba, Aksi protes besar-besaran terjadi di halaman Kantor DPRD Bulukumba pada Selasa, 8 Juli 2025. Puluhan pedagang Pasar Cekkeng bersama Lembaga Pemuda Afiliasi Toleran Indonesia (PATI) menyegel kantor wakil rakyat sebagai bentuk kekecewaan atas rencana penggusuran pasar tradisional yang telah menjadi sumber penghidupan mereka selama puluhan tahun.

 

Massa aksi menilai DPRD Bulukumba tidak menunjukkan keberpihakan dan justru memilih diam di tengah polemik yang menyangkut nasib rakyat kecil.

 

“Kami datang baik-baik untuk menyampaikan aspirasi. Tapi kalau semua anggota DPRD justru tidak berada di tempat, itu penghinaan,” tegas Ketua Umum PATI, Agus Salim, dalam orasinya.

 

Kemarahan massa semakin memuncak setelah pernyataan staf DPRD, Jusnawati, yang menyebutkan bahwa seluruh anggota dewan sedang melakukan perjalanan dinas. Hal ini langsung menyulut emosi peserta aksi yang menganggap para wakil rakyat tidak menjalankan fungsinya sebagai penyambung suara masyarakat.

 

“Ini kantor rakyat, bukan milik pribadi para dewan. Hari ini kami segel sebagai bentuk mosi tidak percaya,” ujar salah satu orator aksi, Jihank, saat berorasi di depan gedung DPRD.

 

Dalam aksi tersebut, massa memasang segel simbolik di pintu utama kantor DPRD sebagai bentuk protes keras. Mereka menyuarakan kekecewaan atas sikap yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil, serta menuntut penghentian rencana relokasi pasar tanpa dialog yang adil.

 

“Kami bukan kriminal. Kami hanya ingin mempertahankan tempat kami mencari nafkah,” ungkap Nurmaeni, salah satu pedagang Pasar Cekkeng.

 

Massa juga mengecam sikap legislatif dan eksekutif daerah yang dianggap tidak transparan dalam pengambilan kebijakan terkait pasar tradisional. Mereka mengancam akan melanjutkan aksi dengan skala lebih besar apabila tuntutan mereka tidak digubris.

 

“Kantor bisa disegel hari ini, tapi besok rakyat bisa menyegel kepercayaan,” tutup Agus Salim.

 

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak DPRD maupun Pemerintah Kabupaten Bulukumba terkait aksi tersebut.